![]() |
Tampak kerumunan anak Sekolah tak berani menyeberangi Sungai untuk berangkat ke Sekolah |
Langkat-Metrolangkat.com
Sejumlah Pelajar dan warga yang berada di Desa Sei Litur, Kecamatan Sawit Seberang, Kabupaten Langkat, nekad menyebrangi derasnya arus Sungai untuk melakukan aktifitas sehari-hari, Kamis (10/10) sekira jam 07.00 WIB.
Aksi nekad warga tersebut di karenakan jembatan sementara yang dibangun oleh pihak Pemborong di Desa mereka, rubuh terbawa arus Sungai yang meluap karena banjir pada Rabu (9/10) sekira jam 18.00 Wib.
Sementara, Jembatan utama yang merupakan jalur penghubung masih dalam proses pengerjaan yang di lakukan rekanan pemborong. Sejumlah Pelajar, warga dan kendaraan nekad menerobos melintasi derasnya arus Sungai melati untuk melakukan aktivitas sehari hari.
Tak jarang, sejumlah Pelajar yang hendak menuju Sekolah terlihat kesulitan, bahkan terjatuh untuk menyebrangi derasnya arus Sungai, sejumlah kendaraan juga tampak terhenti akibat kendaraan mogok saat melintasi Sungai.
Firman (15) salah seorang Pelajar mengatakan jalur ini merupakan jalur utama mereka untuk menuju sekolah.
“Saat ini kami mengalami kesulitan untuk menuju Sekolah karena Jembatan sementara yang biasa kami lalui rusak akibat banjir karena luapan air hujan yang melanda wilayah kami kemarin sore. Ya ini pun kayaknya saya gak berangkat Sekolah bang, karena saya tak berani melintasi sungai itu,” beber Firman, kepada awak media di lokasi.
Di tempat yang sama, kalangan kaum Ibu-Ibu melakukan aksi protes dan berteriak-teriak kepada pihak kontraktor pembangunan Jembatan.
“Kami gak terima kalau begini bang, OK lah mereka ingin membangun jembatan baru, seharusnya mereka harus membuatkan Titi (Jembatan-red) alternatif yang layak terlebih dahulu,” teriak Ibu-Ibu.
Terpisah, Sawon AR selaku Kepala Desa, mengaku bahwa pihak kontraktor sebelum mengerjakan proyek Jembatan tersebut pernah mendatanginya pada Rabu (25/9). Pada saat itu, sebelum pengerjaan, Kepala Desa menyarankan agar membuat Jembatan alternatif terlebih dahulu.
“Nyatanya pada Kamis (26/9) Jembatan utama itu langsung di bongkar pada malam hari tanpa sepengetahuan saya, dan pada Jum’at (27/9) warga marah-marah sama saya, kenapa tak dibuat dulu Titi alternatif,” terang Sawon dengan kecewanya.
Ketika di tanya mengenai Jembatan alternatif yang hanyut tersebut, Juliadi yang di sebut-sebut mewakili pihak pemborong di hadapan warga menjelaskan bahwa bertanggung jawab atas Jembatan alternatif tersebut untuk segera diperbaiki.
”Kita fokus pada perbaikan Jembatan sementara yang hanyut dan rusak karena luapan Sungai. Saya mohon kepada warga untuk bersabar. Kita akan berupaya agar sore nanti Jembatan sementara yang rusak tersebut segera rampung tanpa ada kendala, agar bisa kembali di lalui warga tanpa harus menyebaringi Sungai,” ungkap Juliadi di hadapaan warga.
Pantauan awak media, dilokasi Pengerjaan Jembatan tersebut, juga tidak terlihat Plank Proyek untuk mengetahui besaran anggaran, nama Perusahaan Tender, serta berapa hari kerja. (Zar)
Leave a Reply